Cerita Urban Legend Terseram Siluman Harimau
cerita urban legend terseram - hallo sobat horor mania , perkenankan gw untuk membagikan salah satu cerita urban legend terseram.. mungkin yaa wkwk bisa jadi tidak karena penilaian setiap orang pasti beda beda ... lanjut yaa jadi ini tuh jadi cerita urban legend pertama dan terbaru diblog gw ini .. kisah ini tuh dari bandung yaa sobat .. selamat membaca cerita urban legend terseram.
Musim panen tiba. Seharusnya ini menjadi waktu yang membahagiakan bagi seorang petani sepertiku. Namun, ada satu hal yang aku pikirkan.
Letak ladang yang berada di sebuah bukit pergunungan, di sebuah kota yang dikenal dengan julukan "Kota Kembang", membuatnya rentan mendapat serangan dari berbagai macam hama hutan. Seperti babi hutan, dan sebagainya.
Di sebuah gubuk, di dekat kebunku. Aku akan tinggal sampai masa panen tiba. Gubuk itu sengaja aku buat agak tinggi untuk menghindari serangan yang mungkin terjadi dari binatang-binatang hutan.
Untuk itu aku terpaksa menginap di kebun. Untuk memastikan agar musim panen saat ini, kebunku dapat menghasilkan hasil panen yang maksimal. Untuk menghilangkan rasa takutku, aku pun mengajak istri dan anakku yang masih kecil.
...
Malam telah tiba, semenjak kami disini. Aku lihat suamiku sedang berada di bawah gubuk yang aku tempati ini. Suamiku sedang menyalakan api, karena malam di daerah kami sangatlah dingin.
Saat ini aku sedang menidurkan anakku yang terlihat mengantuk. Rencananya nanti setelah anakku tidur, aku akan menyusulnya ke bawah.
Sebenarnya aku merasa heran, bagaimana kakek itu tahu bahwa suamiku sedang sakit. Tapi, entah kenapa aku membiarkannya untuk memijat suamiku. Dan sampai suatu waktu saat kakek tersebut memijat, terlihat kakek tersebut bukannya memijat namun seperti memukul bagian leher suamiku. Hingga suami ku terlihat seperti tertidur (mungkin pingsan).
Setelah anakku tidur, dan aku hendak menuju ke bawah. Belum sempat aku turun, suamiku sudah berada diatas. Katanya dia minta aku pijiti, karena tiba-tiba saja punggungnya terasa sakit. Aku pun memijitinya.
Namun, suamiku mengeluh sakit yang dirasakanya tidak juga hilang. Sampai tiba-tiba entah darimana datangnya tiba-tiba datanglah seorang kakek menaiki gubuk kami ini. Dan kakek itu menawarkan diri untuk menghilangkan rasa sakit di punggung suamiku.
Lalu kakek tersebut berkata kepadaku, bahwa sakit suamiku semakin parah, dan harus dibawa ke rumahnya, karena di rumah si kakek memiliki obat yang lengkap. Entah kenapa aku yang seperti dihipnotis, membiarkan saja si kakek membawa suamiku.
...
Mengingat hal tersebut, dengan perasaan sedih bercampur takut, aku pun berlari ke sebuah pohon yang cukup tinggi, yang berada di dekat saung yang aku tempati dengan menggendong anakku. Aku takut dia akan kembali lagi membawa kami.
Entah sudah berapa lama suamiku dibawa si kakek pergi. Namun, hingga saat ini, tidak ada tanda-tanda bahwa suamiku akan pulang. Hingga satu waktu hatiku bergetar mengingat satu hal.
Aku dan suamiku terlalu sibuk untuk menghindari serangan dari mahkluk yang benar-benar nyata seperti babi hutan. Tapi aku dan suamiku melupakan satu hal yang sangat penting: Serangan dari alam lain, Siluman Macan.
Aku ingat cerita orangtuaku. Bahwa di daerah ini ada siluman macan yang harus diwaspadai. Katanya siluman macan tersebut akan membawa kita ke tempat persembunyiannya. Entah untuk apa, yang jelas jika ada seseorang yang dibawa olehnya, maka tidak akan pernah kembali.
..
Samar aku mendengar dia menggurutu. Mana kata si kakek masih ada anak sama istrinya, katanya. Sambil terus mencari ke setiap sudut perkebunan.
Telah beberapa jam lamanya aku masih bertahan di atas pohon ini. Hingga aku yakin, bahwa macan itu tidak akan kembali lagi. Mengingat jam saat ini sudah menunjukan pukul 05:00 pagi, karena azan subuh sudah berkumandang di perkampungan di bawah bukit ini meskipun terdengar samar, beberapa waktu lalu.
Namun, aku salah, belum sempat aku turun. Aku melihat datanglah sesesetan (Baca: seseorang). Tapi tidak seperti yang aku duga. Yang datang bukanlah kakek yang menculik suamiku semalam, tapi kali ini adalah seorang nenek (mungkin istrinya).
Seperti yang sudah aku duga. Nenek itu perlahan naik ke gubuk tempat aku menginap selama menjaga kebun ini. Mungkin karena tidak menemukanku disana, secara perlahan dia menyusuri ladang jagungku. Sampai dia berada tidak jauh dari pohon tempat aku sembunyi.
Lama sangat lama si nenek yang aku duga istri dari kakek (siluman macan) mencariku, hingga dia mengulangi beberapa kali pencarian. Mungkin dia bosan mencariku, aku lihat dia sepertinya akan pulang ke "rumahnya".
Sialnya diisaat genting seperti itu, anak ku yang ada di gendonganku hendak menangis, aku pun segera menyusuinya agar terdiam. Sesaat kulihat si nenek terdiam, seperti mendengarkan sesuatu. Namun setelah beberapa lama, akhirnya sang nenek pergi.
Setelah aku yakin sang nenek benar-benar pergi. Aku pun segera turun dari pohon dan berlari ke permukiman yang ada dibawah bukit ini.
Aku menceritakan semuanya kepada penduduk. Dan mereka membantu ku, menemukan suamiku. Tempat pertama yang kami cari adalah sebuah gua, yang diduga menjadi "rumah" kakek dan nenek tersebut. Namun suamiku, tidak ada disana. Begitu juga ketika kami mencari ke tempat lainnya.
Sampai detik ini. Semenjak kejadian itu. Aku tidak pernah bertemu lagi dengan suamiku. Dimana kamu?
Cerita ini kisah horor nyata yang terjadi di sebuah daerah di kota bandung beberapa puluh tahun lalu. Dimana kisah ini ane dapatkan dari ibu ane.
TAMAT